Sosok Pierre Andries Tendean kerap di sebut setiap harinya, entah sebagai nama jalan, gedung ataupun simbol militer. kisah-kisah semasa hidupnya bersliweran di berbagai blog dunia maya, baik yang berbaris fakta maupun kisah-kisah fiksi karangan semata. Sesungguhnya, sosok asli si pemilik nama jarang di ungkapkan lebih detail dalam biografi resmi ataupun literatur sejarah di negeri ini. Saat gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September1965, Pierre berpangkat letnan satu, pangkat yang rendah jika dibandingkan dengan enam kompatriotnya yang gugur waktu itu, Pierre gugur saat menjabat sebagai ajudan dari Menko Hankam/Kasab Jenderal Abdul Haris Nasution.Setelah 59 Tahun berlalu, sebuah buku akan menjadi jawaban dari sosok perwira tampan bernama Pierre Andries Tendean yang sebenarnya. Buku yang mengulas lebih dalam tentang si tampan dari Bumi panorama, kisah karier, keluarga, cinta dan patriotisme pemuda keturunan Prancis-Minahasa ini amat sangat menarik untuk diikuti.
Pierre adalah Patriot negeri ini yang menghindari hidup nyaman, tenang dan jauh dari kesulitan, Pierre telah memilih jalan pedang, jalan yang sulit untuk dilewati dalam berbagai episode hidupnya hingga ajal menjemput. Pierre adalah sebuah kisah sejarah yang harus menjadi pelajaran bagi setiap generasi di negeri ini.
Buku Biografi Sang Patriot
Judul : Biografi Resmi Pierre Tendean, Sang Patriot- Kisah Seorang Pahlawan Revolusi
Penulis : Abie Besman
No ISBN : 9786024126520
Penerbit : Kompas
Tanggal terbit : Maret - 2019
Jumlah Halaman : 368 Halaman
Berat : 500gr
Jenis Cover : Soft Cover
Kategori : Sejarah Indonesia
Tex Bahasa : Indonesia
Buku ini menceritakan kehidupan Pierre Tendean sedari kecil dimana ia merupakan seorang anak lelaki satu-satunya di keluarga, memiliki 2 orang saudari perempuan, memiliki ayah seorang dokter yang mempunyai jasa dan nama besar pada jaman itu bernama Aurelius Lammert Tendean dan Ibu bernama Maria Elizabeth Cornet perempuan berdarah Prancis-Belanda, semasa masa penjajahan keluarga Tendean selalu membantu para pejuang Indonesia yang sering berkunjung ke rumah pada malam hari untuk meminta pertolongan kepada AL Tendean, karena selalu memberikan pertolongan pada para penjuang membuat keluarga Tendean menjadi salah satu keluarga Indo yang tidak terkena usir oleh para pribumi dari Indonesia.
Sedari kecil selalu melihat perjuangan para pejuang kemerdekaan Indonesia membuat Pierre kecil bercita-cita ingin menjadi seorang tentara mengabdikan diri pada negeri yang begitu ia cintai, ketika beranjak dewasa setelah lulus SMA keinginan itu semakin besar namun cita-citanya sempat mendapat penolakan dari kedua orang tuanya dimana AL Tendean menginginkan putranya menjadi seorang dokter seperti dirinya sedangkan sang ibu menginginkan putranya menjadi seorang Insyinyur, tidak mau begitu mengecewakan kedua orang tuanya, Pierre mengikuti kedua tes saringan masuk Kedokteran di Universitas Indonesia dan Teknik di Insitut Teknologi Bandung.
Tetapi karena ia dengan sengaja mengerjakan soal asal-asalan membuat Pierre dinyatakan tidak lolos di dua universitas bergengsi itu sehingga mau tidak mau AL Tendean dan Maria harus merestui keinginan Pierre untuk menjadi seorang tentara.
Selain menceritakan kehidupan serta karir dari Pierre Tendean, didalamnya juga ,menceritakan kisah asmara sang patriot, nama gadis itu adalah. Rukmini Chamim, gadis medan yang berhasil membuat sosok Pierre jatuh cinta untuk pertama kalinya setelah banyak didekati gadis cantik namun ia selalu menutup diri. Semakin hari rasa cinta diantara keduanya semakin besar, hubungan mereka semakin dekat. ketika mendapat tugas ke daerah lain, Pierre selalu kembali ke medan untuk bertemu kekasihnya dengan membawakan bermacam hadiah.
Perbedaan Agama membuat hubungan mereka sempat terhalang sebab ayah dari Rukmini tidak mau merestui hubungan mereka, namun karena rasa cinta dan sudah mantap untuk menjadikan Rukmini sebagai pendamping hidupnya. di satu hari bulan April, kedua keluarga bertemu di Yogyakarta, Pada momen itu Pierre melamar Rukmini sekaligus membicarakan tentang niatnya untuk berpindah agama memeluk islam.
Kesepakatan telah terbuat, Lamaran-nya diterima, Pierre dan Rukmini sudah menentukan satu hari di Bulan Desember 1965 sebagai hari bahagia mereka. namun belum tiba waktunya, Tuhan lebih dulu memanggil Pierre. 30 September 1965 Pierre gugur di Lubang Buaya, rencana pernikahan itu hanya menjadi angan hingga Rukmini menyusul sang kekasih tahun 2019.
No comments:
Post a Comment